Kamis, 28 Mei 2009

Anggaran SMK naik jadi Rp 3,8 triliun

JAKARTA (bisnis.com): Direktur Pembinaan Sekolah Menengah Kejuruan Depdiknas Joko Sutrisno mengundang dunia industri untuk berkiprah dalam pengadaan peralatan praktik kerja seiring melambungnya anggaran SMK dari Rp1,9 triliun menjadi Rp3,8 triliun pada APBN 2009.

"Naiknya anggaran itu memungkinkan SMK menambah peralatan praktik dalam jumlah yang sangat besar, oleh karena itu kami akan membeli peralatan praktik untuk anak-anak SMK dalam jumlah besar-besaran," ujarnya.

Dia menjelaskan dari Rp3,8 triliun anggaran yang ada, Rp 2 triliun diantaranya akan dimanfaatkan untuk membeli alat-alat praktik mulai dari mesin hingga komputer dan notebook. Anggaran sebesar diperkirakan bisa memenuhi kebutuhan peralatan praktik kerja bagi 5.000 SMK yang ada.

Rinciannya dengan skala untuk SMK rintisan internasional mendapatkan dana Rp600 juta, SMK berstandar nasional Rp400 juta, SMK rintisan nasional Rp300 juta dan SMK standar pelayanan minimal (SPM) Rp250 juta.

Untuk mendapatkan bantuan tersebut, Joko meminta agar SMK mengajukan proposal ke pemerintah pusat dengan persetujuan pemda setempat. Saat ini sudah puluhan proposal masuk ke Depdiknas untuk memperebutkan kue bantuan pemerintah.

Hal terpenting dari industri yang akan bergabung dengan SMK dalam hal penyediaan alat-alat praktik adalah bersedia memberikan harga yang murah, namun kualitasnya bagus.

"Soal merek tidak penting asal harga murah meriah dan handal, bahkan kalau memungkinkan peralatan praktik tersebut dirakit bersama-sama dengan siswa SMK. Model pengadaan peralatan praktik seperti ini mampu menghemat anggaran hingga 50%," jelasnya.

Orientasi pembinaan SMK saat ini, lanjut Joko, adalah menyiapkan menjadi entrepreneur dan tenaga kerja kelas menengah yang mandiri. Dengan demikian, selain bisa mengisi berbagai lowongan pekerjaan yang ada, lulusan SMK juga bisa menciptakan lapangan kerja dengan membuka industri rumahan.

Jumlah siswa SMK saat ini tercatat 2,86 juta orang dengan penambahan terbanyak tahun ini mencapai 1,3 juta siswa. Targetnya tahun depan bisa mencapai 3,2 juta siswa dan beberapa kota yang mengalami pertambahan jumlah siswa SMK yang cukup bagus antara lain Solo, Wonogiri, Klaten, Subaraya dan Bandung.

Peningkatan jumlah siswa SMK ini terkait dengan paradigma masyarakat yang makin realistis terhadap pendidikan. Sebab jika tujuan sekolah adalah untuk mendapatkan kerja, SMK adalah solusinya. "Kalau SMK berkembang sesuai yang kita rencanakan, Indonesia akan bisa menjadi China kedua dalam hal industri," tandas Joko.

Sumber: http://www.smkpgri1jkt.org/news/5/tahun/2008/bulan/09/tanggal/11/id/15/

Tidak ada komentar:

Posting Komentar